Renungan Harian 10-15 Oktober 2011

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 10 Oktober 2011
IDENTITAS BARU (Galatia 3:15-29)

Orang tentu senang memiliki dan memakai barang yang baru. Biasanya itu akan membuat orang itu tampil beda karena ada perubahan atau pembaruan. Namun mengapa banyak orang yang masih enggan untuk mengenakan identitas baru di dalam Kristus. Mereka justru lebih menyukai identitas lamanya?
Paulus menunjukkan apresiasinya pada hukum Taurat, yang walaupun tidak menyelamatkan, tetapi berfungsi sebagai penuntun bagi kita sebelum kedatangan Kristus. Dengan hadirnya Kristus, pusat iman kita, fungsi Taurat sebagai penuntun tak lagi efektif (23-25). Argumen Paulus memuncak dalam pernyataan bahwa iman di dalam Kristus membuat kita menjadi anak-anak Allah, bukan lagi sekadar menjadi anak-anak Abraham (26, bnd. 7). Realitas dan identitas baru ini berlaku bagi semua orang Galatia yang memercayai Kristus. Baptisan dalam hal ini memegang peranan penting sebagai pengalaman religius dari realitas dan identitas baru di dalam Kristus itu (27). Pemahaman "anak-anak Allah" (26) oleh Paulus juga diidentikkan dengan "milik Kristus" (29), yang juga berhak sebagai "keturunan Abraham" dan dengan demikian berhak menerima janji Allah. Paulus juga menegaskan tidak ada lagi pemisahan sosial antara Yahudi dan orang Yunani, antara hamba dan orang merdeka, bahkan di antara laki-laki dan perempuan. Semua dipersatukan oleh dan di dalam Kristus (28). Identitas baru tersebut tidak lagi ditentukan oleh hukum taurat, tetapi oleh iman kepada Kristus.
Mengenakan identitas baru di dalam Kristus akan membuat kita terhisab di dalam janji Allah yang kekal. Tidak ada lagi pemisahan sosial yang merendahkan sekelompok orang. Allah pun menghendaki kita untuk bukan hanya sekadar mengenakan identitas baru, tetapi mewujudnyatakan identitas baru itu di dalam kehidupan kita berjemaat. Terkadang pemisahan sosial pun terjadi di gereja, dan terkait dengan jabatan, pekerjaan, atau harta benda. Hal-hal demikian harus dihindari ketika kita sungguh-sungguh mengenakan identitas batu di dalam Kristus. Selamat mengenakan identitas baru di dalam Kristus!

Selasa, 11 Oktober 2011
SIAPAKAH ANDA? (Galatia 3:26-4:7)

Pernahkah Anda mengalami krisis identitas suatu masa tatkala Anda bertanya pada diri sendiri siapakah Anda sebenarnya dan mengapa Anda berada di sini? Krisis ini biasanya terjadi pada tiga masa tertentu.
Para remaja sering bertanya-tanya tentang siapa mereka dan berusaha mencari jawaban di lingkungan teman-temannya sambil belajar memahami makna hidup. Pada usia tengah baya, banyak orang kembali berjuang untuk menemukan identitas diri, mungkin disebabkan oleh kekecewaan karena tidak mencapai hal-hal yang diharapkan. Di tahun-tahun berikutnya orang mulai sadar bahwa kehidupan mereka telah mendekati garis akhir, sehingga mereka kembali ingin mengetahui menjadi orang seperti apakah mereka pada saat itu.
Karena orang Kristen tidak kebal terhadap pertanyaan-pertanyaan semacam itu, alangkah baiknya kita melihat kembali apa yang dikatakan Allah tentang kita. Kita akan dikuatkan saat mengingat apa yang dilakukan Kristus untuk menebus kita. Alkitab memberitahu kita bahwa karena hubungan kita dengan Kristus, maka kita diampuni (Kisah Para Rasul 10:43), dibenarkan di hadapan Allah (2Korintus 5:18-19), menjadi ciptaan baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17), menjadi ahli waris Kristus (Roma 8:16-17), diangkat menjadi anak-anak Allah (Galatia 4:4-7), dan menjadi saksi serta utusan Allah (Matius 28:19-20, 2 Korintus 5:20). Dan, yang terbaik adalah, kita ditentukan untuk menjadi serupa dengan Anak-Nya (Roma 8:29).
Kebenaran yang mengagumkan tersebut seharusnya tidak menimbulkan keraguan tentang siapa kita sebenarnya dan mengapa kita berada di dunia ini!. (JDB)
KETIKA KITA MENYADARI BAHWA KITA SERUPA DENGAN KRISTUS KITA TIDAK AKAN MENGALAMI KRISIS IDENTITAS LAGI
Rabu, 12 Oktober 2011
PUJIAN SAYA (Kolose 1:3-8)

Ketika menerima suatu pujian, ada sesuatu yang memancar hangat dalam diri saya. Kadang kala saya merasa bersalah karena menikmati pujian itu. Lagi pula, bukankah hal itu merupakan suatu bentuk kesombongan? Namun, saya menyimpulkan bahwa menikmati pujian bukanlah hal yang keliru, apabila kita menerima pujian yang tulus atas apa yang telah kita kerjakan.
Dengan merasakan kegembiraan karena dipuji, kita mengizinkan orang lain untuk melatih talenta mereka dalam memberi dorongan kepada sesama. Perkataan mereka dapat membangkitkan semangat kita.
Apabila kita memuji orang lain, kita juga menunjukkan bahwa kesombongan tidak mendapat tempat dalam kehidupan kita. Orang yang sombong tenggelam dalam dirinya sendiri, sehingga ia tidak memerhatikan apa yang dilakukan sesamanya dan tidak memiliki hasrat untuk memuji mereka.
Paulus secara terbuka memuji teman-temannya di Kolose karena ia tahu bahwa pujian itu akan memberikan semangat kepada mereka. Maka demikian pulalah kita seharusnya.
Berikan tepukan di punggung sesama kita apabila mereka layak dipuji. Pujilah seorang anak yang melakukan sesuatu dengan baik. Pujilah ibu tunggal yang secara teratur mengajak anak-anaknya ke gereja. Berilah semangat kepada orang yang setia membantu orang lain, meski ia jarang menerima penghargaan dari mereka. Tetaplah berusaha menyenangkan Allah dan sesama di sekitar Anda.
Anda tak perlu merasa bersalah karena merasa senang ketika seseorang memuji Anda. (HVL)
PUJILAH SESAMA DENGAN SUARA KERAS BERI TAHULAH KESALAHAN SESAMA DENGAN LEMBUT
Kamis, 13 Oktober 2011
KESELAMATAN KEKAL (1 Yohanes 5:1-13)

Banyak orang Kristen kurang mendapatkan sukacita dan keyakinan akan keselamatan karena mereka tidak mau menerima Firman Allah. Mereka tidak menerima tanpa syarat apa yang dikatakan-Nya, melainkan bergantung pada perasaan mereka sendiri bukannya pada Kitab Suci.
Pengajar Alkitab H.A. Ironside mengisahkan sebuah pengalaman pribadi yang menolong kita memahami pentingnya mempercayai Firman Allah. Setelah membacakan beberapa ayat tentang mempercayai Kristus kepada seorang wanita, wanita itu berkata, "Ya, saya berusaha untuk mempercayainya."
"Berusaha mempercayai siapa?" tanya Ironside. "Allahlah yang telah berbicara melalui Firman-Nya. Anda berkata bahwa Anda berusaha untuk percaya pada-Nya?"
Tiba-tiba wanita itu menyadari masalahnya dan berseru, "Oh, tadi saya tidak menyadari apa yang saya katakan. Ya, saya sungguh percaya apa yang telah dinyatakan Allah." Akhirnya, hatinya mendapatkan kedamaian.
Jika Anda percaya kepada Tuhan Yesus, berhentilah merasa kuatir tentang keselamatan Anda. Allah telah melakukan bagian-Nya. Percayailah apa yang dikatakan Alkitab, dan yakinilah hidup baru yang telah diberikan kepada Anda melalui iman di dalam Kristus sebagai milik pribadi. Yohanes 1:12 menjanjikan, "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." Terimalah Firman Allah, maka Anda pun akan memiliki keselamatan [RWD]
DARAH KRISTUS MENYELAMATKAN KITA FIRMAN ALLAH MEYAKINKAN KITA
Jumat, 14 Oktober 2011
CUCIAN KASIH (1Yohanes 3:10-24)

Ketika James Cates masih mahasiswa, ia bekerja di malam hari sebagai pendamping anak-anak asrama di sebuah wisma perawatan kesehatan. Salah satu tanggung jawabnya yang terkadang sangat berat adalah mencuci pakaian 23 remaja pria.
Proses mencuci pakaian-pakaian tersebut sangat kasar, sehingga ketika seorang pemuda penghuni wisma bernama Jake mendapat baju baru dari ibunya, James menawarkan diri untuk mencucinya secara terpisah. Tidak lama kemudian para remaja lain mulai memintanya untuk memasukkan sepotong pakaian favorit mereka ke dalam kelompok cucian yang "istimewa" itu. Ini merupakan tindakan kasih yang kecil, tetapi besar artinya bagi para remaja itu.
Dua puluh tahun kemudian, setelah sukses sebagai ahli terapi, pengajar di universitas, dan penulis banyak artikel di berbagai jurnal ilmiah, Cates menulis: "Ketika saya menengok ke belakang dan merenungkannya, ternyata tak ada orang yang pernah saya layani atau pelayanan yang pernah saya berikan yang lebih berarti bagi saya selain Jake dan bajunya, serta cucian-cucian pakaian yang istimewa itu."
Sebuah tindakan kasih yang sederhana merupakan suatu wujud ungkapan kasih Allah yang sangat kuat di dalam dunia kita yang penuh dengan kesukaran ini. Rasul Yohanes menulis, "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dalam kebenaran" (1Yohanes 3:18). Adakah beberapa potong "cucian" yang dapat Anda cucikan pada hari ini?. (DCM)
TINDAKAN KASIH YANG KECIL DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN BESAR

Sabtu, 15 Oktober 2011
DIDIKAN ORANGTUA (Efesus 6:1-9)

Mempelajari suatu pekerjaan dengan cara magang, kini tidaklah serumit dulu. Kini, jika seseorang ditugaskan untuk magang di sebuah departemen atau usaha perorangan guna mempelajari suatu pekerjaan atau keahlian, ia dapat melakukannya melalui observasi, petunjuk, dan latihan.
Pada masa lalu magang sering kali dimulai ketika seseorang masih muda. Ia tinggal bersama gurunya dan hidup sebagaimana sang guru hidup. Selama hidup bersama gurunya yang adalah tukang kayu atau pandai besi itu 24 jam sehari, ia memperhatikan setiap tindakannya dan mengikuti setiap petunjuknya yang tampak begitu cermat namun terkadang berat. Ia mempelajari keahlian tersebut lebih dari sekadar profesi. Ia harus belajar terus sepanjang hidupnya.
Konsep hidup total ini dibentuk melalui didikan seperti yang diungkapkan dalam Efesus 6:4. Perintah dalam ayat tersebut berlaku baik untuk para ayah maupun para ibu, dan perintah itu juga berarti lebih dari sekadar mengajarkan Alkitab dan iman Kristen, meskipun dua hal tersebut termasuk di dalamnya. Yang diharapkan adalah melalui tutur kata dan teladan pribadi, orang tua akan memelihara dan mengajarkan kepada anak-anaknya tentang apa yang dimaksud dengan hidup untuk Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu saja anak-anak akan belajar banyak hal tentang Allah di Sekolah Minggu. Namun hanya dari Anda, sang ayah dan sang ibu, mereka akan melihat apa yang dimaksudkan dengan berjalan bersama Yesus dalam kehidupan seutuhnya. (DCE)
DIDIKLAH ANAK-ANAK SEBAGAIMANA MEREKA SEHARUSNYA TETAPI PASTIKAN BAHWA ANDA TELAH MEMBERI TELADAN TERLEBIH DAHULU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar